burlingtonmoldremoval – Berceritakan tentang asal usul seorang assasin terhebat dalam karakter sebuah game mobile legend (ML). Seorang gadis yang terlahir dari seorang pageran dan putri dari kerjaan Persia. Dengan sebuah tragedi perang besar yang menghancurkan kerajaan Persia. Seorang pangeran bernama Dastan dan Putri Tamina dari kerajaan Persia yang menyelamatkan cahaya masa depan kerajaan persia. Natalia merupakan seorang putri dari negara Persia yang telah hilang dalam perang besar menerjang kerajaan Persia.

Game Story : Asal Usul Natalia – Cahaya yang Tersisa Dalam Karakter Di Mobile Legends (ML)

Hujan mengguyur tanpa henti malam itu. Angin membawa aroma pasir gurun yang bercampur bau darah dan asap. Di ambang kehancuran Persia, ketika pasukan kegelapan dari utara menjarah tanah-tanah suci dan membakar sejarah yang tertulis, dua sosok berjubah menyelinap dalam bayang-bayang menuju kaki pegunungan barat. Dalam pelukan sang wanita, ada seorang bayi mungil yang belum genap setahun.

Wanita itu, Putri Tamina, mengenakan jubah putih dengan bordiran lambang Ormazd di ujung lengan. Di sisinya, sang suami, Pangeran Dastan, membawa pedang panjang yang berlumur lumpur. Keduanya tahu, malam itu mungkin adalah pertemuan terakhir mereka dengan masa depan.

“Jika takdir tidak berpihak,” kata Tamina, suaranya gemetar, “anak kita harus selamat. Dia harus menjadi cahaya baru ketika api padam.”

Mereka berhenti di depan sebuah bangunan batu tua dengan lambang salib bersinar di atas pintu kayu besar. Gereja Cahaya, satu-satunya tempat yang netral di antara konflik Persia dan kekuatan asing, tempat yang dipercaya oleh semua agama sebagai tanah suci netral.

Dastan mencium kening bayi itu, lalu meletakkannya di atas selimut lembut di depan pintu. Di dadanya, digantungkan sebuah liontin emas berbentuk burung feniks bertulis Natalia dengan permata merah di ditengah liontin:

Natalia – Putri Persia

Mereka mengetuk pintu dan pergi sebelum siapa pun membuka.

Anak dari Cahaya Langit

Bayi itu ditemukan oleh Bunda Seraphine, pengurus utama Gereja Cahaya, seorang wanita dengan rambut putih seperti salju dan mata biru setenang danau. Ia menatap bayi itu dan tahu seketika: ini bukan anak biasa.

Namun ia menyimpan rahasia itu. Ia menamai bayi itu sesuai dengan nama yang terukir di liontin: Natalia. Tidak pernah diceritakan siapa orang tuanya. Di dalam gereja, Natalia dibesarkan bersama anak-anak yatim piatu lain, belajar bahasa kuno, kitab suci, sejarah Persia, dan seni belati. Tapi sejak kecil, Natalia menunjukkan tanda-tanda istimewa.

Tubuhnya mampu menyembunyikan bentuk fisik yang tidak terlihat dan berbakat dalam berburu. Ia bisa membaca simbol-simbol kuno yang bahkan biarawan tertua pun kesulitan memahaminya. Dan setiap kali ia menyentuh liontin burung feniks yang tergantung di lehernya, ia merasakan hangat seolah api kecil menyala di dadanya.

Mimpi-mimpi aneh pun mengisi tidurnya. Ia sering melihat gurun yang terbakar, kuil runtuh, dan bayangan seorang pria memanggil namanya dengan suara lembut. “Natalia… anakku…”

Bunda Seraphine hanya berkata, “Kau istimewa, Natalia. Tapi waktumu belum tiba.”

Darah yang Terbangun

Ketika Natalia berusia tujuh belas tahun, pasukan dari Kekaisaran Barat mulai menyusup ke tanah Persia, menghancurkan desa, dan menghapus semua peninggalan kerajaan lama. Mereka menyebutnya pembersihan sejarah. Gereja Cahaya yang selama ini netral pun tak luput dari ancaman.

Natalia menyaksikan sendiri biarawan-biarawan tua dipukuli karena menyimpan manuskrip Persia kuno. Ia tahu, dunia mulai berubah, dan dalam dirinya mulai bangkit sesuatu yang selama ini tertidur.

Pada malam bulan baru, Bunda Seraphine memanggil Natalia ke ruang bawah tanah gereja. Di sana, tersembunyi dalam kotak kayu tua, ada sebuah gulungan kuno dan selembar surat yang ditulis dalam aksara Persia:

“Natalia, jika kau membaca ini, maka dunia telah memanggilmu. Kami adalah ayah dan ibumu, Dastan dan Tamina. Kami menitipkanmu ke tempat suci agar kelak kau menemukan jalanmu sendiri. Di gurun Arakh, di reruntuhan Kuil Ormazd, ada rahasia yang harus kau temukan. Di sanalah nasibmu dan masa depan dunia bersatu.”

Natalia menggenggam surat itu dengan gemetar. Dunia yang selama ini terasa asing, perlahan menjadi masuk akal. Ia bukan yatim piatu biasa. Ia adalah anak dari legenda yang hanya dikenang dalam bisikan dan dongeng rakyat.

“Apakah ini sebabnya aku berbeda?” bisiknya.

Bunda Seraphine mengangguk. “Kau adalah putri dari api dan cahaya. Dan kini, dunia membutuhkanmu.”

Perjalanan ke Arakh

Ditemani seorang biarawan muda bernama Elias, yang telah lama diam-diam mencintainya, Natalia meninggalkan gereja yang selama ini menjadi rumahnya. Perjalanan ke gurun Arakh bukanlah perjalanan biasa. Mereka harus melewati hutan gelap, dataran yang dikuasai pasukan penjajah, dan menyeberangi sungai beracun.

Di sepanjang perjalanan, Natalia mulai mengalami kilasan ingatan yang bukan miliknya: pertarungan pedang, suara Tamina menyanyikan nyanyian kuno, dan wajah Dastan yang tersenyum bangga.

Di malam ketujuh perjalanan, mereka disergap oleh kelompok pemberontak Persia. Saat mereka tahu siapa Natalia sebenarnya, mereka bersujud.

“Putri dari Dastan dan Tamina…” kata pemimpin mereka dengan suara bergetar. “Kami pikir darah mereka telah punah. Tapi kini… api menyala kembali.”

Natalia mulai menyadari: ini bukan hanya tentang dirinya. Ini tentang seluruh negeri yang telah lama kehilangan harapan.

Kuil Terakhir

Ketika mereka tiba di reruntuhan Kuil Ormazd di kota suci Alamut, Natalia merasakan getaran di tanah. Di ruang terdalam kuil, terdapat sebuah cermin batu besar yang disebut “Mata Waktu”. Natalia menyentuhnya, dan seluruh ruang bersinar.

Di balik pantulan cermin, muncul bayangan masa lalu: Tamina menyembunyikan belati waktu, Dastan melawan pasukan bayangan, dan akhirnya keduanya mengorbankan diri untuk menyegel kekuatan waktu agar tidak jatuh ke tangan musuh.

Cermin lalu menampilkan wajah Natalia. Suara lembut terdengar:

“Jika kau bernyawa, maka waktu belum padam. Tapi hanya jika kau percaya, kebenaran akan menyala.”

Dari balik cermin, muncul Kitab Keseimbangan, peninggalan kuno yang berisi pengetahuan untuk menyatukan kembali kekuatan waktu dengan kehendak manusia. Dan hanya darah Tamina yang dapat membacanya.

Natalia membuka kitab itu. Aksara-aksara yang sebelumnya kosong, menyala terang. Ia tahu: ini adalah misinya. Ia harus membawa kitab ini ke tengah rakyat, bukan untuk membangun kembali kerajaan, tapi untuk menyalakan harapan dan menjaga keseimbangan dunia.

Kebangkitan

Natalia kembali ke kota-kota yang telah dijajah, membawa bukan pasukan, tapi pengetahuan, harapan, dan keajaiban. Di mana dia lewat, air kembali mengalir, tanah menjadi subur, dan orang-orang kembali menyebut nama Persia dengan hormat.

Pasukan musuh mulai kehilangan semangat. Dalam setiap pidatonya, Natalia berkata:

“Aku bukan ratu, bukan juga dewi. Aku hanya anak dari mereka yang pernah mencintai negeri ini lebih dari hidup mereka. Dan sekarang, aku membawa cinta itu kepada kalian.”

Akhirnya, di dataran tinggi Daryan, di mana perang besar dahulu terjadi, rakyat berkumpul. Tak ada mahkota, tak ada tahta. Hanya satu suara:

“Hidup Putri Natalia. Pembawa Cahaya Persia.”

---

Akhir yang Baru

Natalia tidak membangun istana, tetapi Sebuah Guild Assasin Yang dipimpin oleh dirinya sendiri yaitu Putri Natalia dari seorang Legenda Persia, tempat di mana semua suku, agama, untuk melindungi rakyatnya dibalik bayangan. Di sana, jalan baru akan dimulai semuanya. Ia hidup lama, tidak sebagai penguasa, tetapi sebagai penjaga keseimbangan, pelindung cerita, dan jembatan antara masa lalu dan masa depan.